Diduga Tercemar Mercuri Akibat PETI, Legislator Minta KLHK Lakukan Riset Hulu Sungai di Jambi

13-06-2024 / KOMISI IV
Anggota Komisi IV DPR RI Ihsan Yunus saat mengikuti Rapat Kerja Komisi IV dengan KLHK di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Rabu (13/06/2024). Foto: Arief/vel

PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI Ihsan Yunus menyampaikan aspirasinya terkait permasalahan yang terjadi daerah bekas tambang di Indonesia, salah satunya yakni di provinsi Jambi. Ia menceritakan bahwa di daerah Jambi terdapat aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) dimana mereka membuang cairan sianida dan mercuri ke aliran Sungai.


Ia juga menduga akibat mercuri ini menyebabkan sejumlah masyarakat yang bertempat tinggal di Sungai tersebut terkena down syndrome. Untuk itu, Ia meminta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk melakukan riset pada hulu Sungai di Jambi untuk membuktikan dugaan tersebut.


“Kalau sianida ditaruh di sungai itu bisa terurai, tapi kalau mercuri ini bertahan lama dan dia merusak secara permanen, baik itu biota sungainya maupun juga airnya. Maka kami mohon Ibu Menteri kalau memang masih ada anggaran, tolonglah dibuat riset itu, kita enggak bisa bergerak tanpa ada data,” ujarnya dalam Rapat Kerja Komisi IV dengan KLHK di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Rabu (13/06/2024).
 

Pencemaran terhadap aliran Sungai akibat aktivitas yang dilakukan PETI ini juga dicurigai Politisi Fraksi PDI-Perjuangan itu yang membuat 50-60 persen masyarakatnya yang tinggal disana terkena down syndrome. “Saya kok curiga banyak sekali generasi-generasi di bawah itu terutama yang bertempat tinggal di daerah PETI, yang makan dari situ, minum dari situ, itu banyak kena down syndrome,” ungkapnya.
 

Senada dengan Ihsan, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Anggia Erma Rini juga menyetujui untuk KLHK segera melakukan tindakan riset terhadap aliran Sungai di Jambi tersebut. Hal ini menurutnya berbahaya jika dibiarkan karena menyangkut keberlanjutan generasi.


“Jadi ini tidak hanya bicara tentang kerusakan lingkungan yang jelas-jelas mengganggu dan mengancam generasi kita, kriminalnya itu udah luar biasa tidak hanya pohonnya, tidak hanya buminya, tetapi masyarakatnya. Benar-benar generasi kita benar-benar terancam. Itu menurut saya penting untuk segera di follow up,” tegasnya. (gal/aha)

BERITA TERKAIT
Stok Beras Melimpah tapi Harga Tetap Mahal, Daniel Johan: Sangat Ironi!
15-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Belum lama ini Ombudsman RI yang mengungkap temuan adanya tumpukan beras impor tahun 2024 lalu yang sebagian...
Komisi IV Dorong Peningkatan Fasilitas dan Infrastruktur di PPI Tanjung Limau Bontang
13-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Komisi IV DPR RI mendorong peningkatan fasilitas dan infrastruktur di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tanjung Limau, Kota...
Maros Strategis sebagai Sentra Produksi Beras Nasional
13-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Maros - Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Haryadi menegaskan bahwa Sulawesi Selatan, khususnya Kabupaten Maros, memegang peran...
Pupuk Kaltim Diminta Maksimalkan Manfaat untuk Petani Lokal dan Penyuluh
12-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Bontang - Anggota Komisi IV DPR RI, Slamet, meminta PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) untuk meningkatkan kontribusi langsung bagi...